Monday, July 23, 2018

PROMO PUPUK MAGNESIUM KEMERDEKAAN RI KE - 73

KEMBALI KAMI TAWARKAN HARGA SPESIAL KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE - 73 UNTUK PEMBELIAN PUPUK MAGNESIUM (MgO) CV. PUSAKA ALAM.

SEGERAH HUBUNGI KAMI............

www.pusakaalam-jaya.blogspot.com

0813 6041 2624

Cara Menghitung Produksi Padi


Sebelum kita memutuskan untuk memanen sendiri padi kita atau menjual ketika masih di sawah tentunya kita harus bisa memprediksi atau memperkirakan hasil panen padi yang akan kita dapatkan. Sehingga kita tidak sampai tertipu oleh tengkulak karena kita sudah bisa memprediksi hasil panen kita.

Sebenarnya cara memprediksi atau memperkirakan panen padi ada beberapa metode. Namun kali ini hanya akan menyampaikan 2 metode yang sudah biasa saja. Yaitu metode ubinan dan metode menghitung 4 faktor.

1. METODE UBINAN

Alat/ bahan yang perlu dipersiapkan : meteran, tali, ajir, sabit/sabit bergerigi, terpal, tampah, karung dan timbangan.Waktu ubinan yang terbaik jam 9-12 siang.

Cara ubinan :

  • Pilih 2 lokasi yang akan dijadikan tempat ubinan (misal titik A dan B). Sebenarnya untuk menentukan lokasi atau titik ubinan ini ada cara khusus, tetapi tidak perlu saya jelaskan disini karena terlalu ribet dan harus pake tabel. Yang penting tentukan lokasi di tengah petakan sawah dan yang mampu mewakili keadaan padi tersebut. (padi yang tumbuhnya tidak terlalu bagus dan tidak terlalu jelek.
  • Ukur menggunakan meteran kedua lokasi tersebut dengan jarak panjang dan lebar masing-masing 2,5 meter
  •  Beri tanda hasil pengukuran dari kedua lokasi tersebut menggunakan ajir dan tali
  • Panen lokasi yang sudah diberi tanda menggunakan sabit/ sabit bergerigi
  • Rontokan gabah dari malainya pada tempat yang telah diberi alas terpal
  • Bersihkan kotoran yang ada pada gabah menggunakan tampah
  • Timbang hasil dari kedua lokasi ubinan tersebut (misal titik A= 5,5 kg dan titik B= 6 kg)


Cara menghitung ubinan :

Misal dari hasil timbangan diatas adalah titik A= 5,5 kg dan titik B= 6 kg, maka untuk menghitungnya adalah :

  • Jumlahkan dahulu hasil timbangan kedua titik kemudian dibagi 2 - (5,5 kg + 6 kg) : 2 = 5,75 kg
  • Karena jarak ubinannya 2,5m x 2,5m maka luas ubinan adalah 6,25m2
  • Rumus ubinan/perkiraan = hasil rata-rata timbangan x (10.000 m2 : luas ubinan)
  • Perkiraan produksinya = 5,75 kg x (10.000 m2 : 6,25 m2) -- 5,75 kg x 1.600 = 9.200 kg/Ha GKP
  • Jadi hasil perkiraan produksi adalah 9.200 kg/Ha atau 9,2 ton/Ha GKP

  
2. METODE MENGHITUNG 4 FAKTOR

Sebelum kita memulai menghitung produksi padi dengan metode 4 faktor maka kita harus mengetahui dan menghitung 4 faktor tersebut:

  • Jarak tanam sehingga diketahui jumlah rumpun/ ha
  • Jumlah anakkan
  • Jumlah butir per malai
  • Jumlah 1000 butir per gram

 Adapun caranya adalah sebagai berikut : 

  • Tentukan jarak tanamnya (misal 25 cm x 25 cm maka jumlah rumpunnya 160.000). Jumlah rumpun diperoleh dari 1 ha (dlm cm dibagi 25x25 cm) yaitu 100.000.000 : 625 = 160.000
  • Tentukan 2 rumpun padi secara acak. Pilih yang tidak terlalu bagus dan tidak terlalu jelek.
  • Hitung jumlah anakkannya. 
  • Hitung jumlah anakkan yang ada malainya. Bila dalam satu rumpun ada 18 anakkan yang ada malainya.
  • Hitung seluruh biji dalam rumpun itu dan dibagi rata dengan jumlah malai.


Misalkan rumpun 1 ada 2100 butir/ rumpun. maka rata-rata per malai adalah 116 butir. atau bisa kita ambil 3 malai saja, yang pendek, sedang dan panjang. Kita hitung jumlahnya dan dibagi 3, maka hasilnya 116 butir

Misal rumpun 2 ada 14 anakkan 1800 butir/ rumpun. Maka rata-rata per malai adalah 128 butir

– hitung berat 1000 butir GKP ( misalkan 30 gram )

Rumus Hasil = jumlah rumpun x jumlah anakan x butir per malai x berat per 1000 butir

Hasil untuk rumpun 1

= (160.000 x 18 x 116 x 30) : 1000
= 10022400 gram
= 10022,4 kg
= 10,022 ton/Ha GKP

Hasil untuk rumpun 2

= 160.000 x 14 x 128 x 30/1000
= 8601600 gram
= 8602 kg
= 8,602 ton/Ha GKP

Hasil Perkiraan Panen, kita ambil hasil rata-rata

= ( 10,022 + 8,602 ) : 2
= 9,312 ton/ha GKP

Demikian tentang cara menghitung, memperkirakan atau memprediksi produksi padi. Mudah-mudahan bisa bermanfaat. 


Sumber : gerbangpertanian.com

Manfaat Pertanian Organik




Pertanian organik adalah sistem pertanian yang holistik dan terpadu, yang mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro ekosistem secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan. Dalam kesehariannya, pertanian organik dilakukan dengan cara, antara lain: 

  1. Menghindari penggunaan benih/bibit hasil rekayasa genetika (GMO = genetically modified organisms). 
  2. Menghindari penggunaan pestisida kimia sintetis dan pengendalian gulma, hama serta penyakit dilakukan dengan cara mekanis, biologis, dan rotasi tanaman. 
  3. Menghindari penggunaan zat pengatur tumbuh (growth regulator) dan pupuk kimia sintetis. Kesuburan dan produktivitas tanah ditingkatkan dan dipelihara dengan menambahkan residu tanaman, pupuk kandang, dan batuan mineral alami, serta penanaman legum dan rotasi tanaman. 
  4. Menghindari penggunaan hormon tumbuh dan bahan aditif sintetis dalam makanan ternak.

Manfaat Pertanian Organik 


Sejumlah keuntungan yang dapat dipetik dari pengembangan pertanian organik adalah, antara lain: 

1. Kesehatan
  • Menghasilkan makanan yang cukup, aman dan bergizi sehingga meningkatkan kesehatan masyarakat, disamping itu, produk pertanian organik juga mempunyai kandungan vitamin C, kalium, dan beta karoten yang lebih tinggi.
  • Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi petani, karena petani akan terhindar dari paparan (exposure) polusi yang diakibatkan oleh digunakannya bahan kimia sintetik dalam produksi pertanian.
  • Meminimalkan semua bentuk polusi yang dihasilkan dari kegiatan pertanian. Karena pertanian organik: (1) Menghindari penggunaan bahan kimia sintetisdan (2) Memanfaatkan limbah kegiatan pertanian seperti kotoran ternak dan jerami sebagai pupuk kompos.
2. Lingkungan


a. Kualitas Tanah
     Menjaga sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang baik merupakan hal yang penting dalam pertanian organik. Untuk itu dalam pertanian organik diutamakan cara pengelolaan tanah yang meminimalkan erosi, meningkatkan kandungan bahan organik tanah serta mendorong kuantitas dan diversitas biologi tanah. Dalam pertanian organik peningkatan kesuburan tanah dilakukan tanpa menggunakan pupuk kimia sintetis dan sebagai gantinya digunakan teknik - teknik sebagai berikut : 

  •       Rotasi tanaman secara tepat, mixed cropping dan integrasi tanaman dengan ternak. 
  •      Meningkatkan populasi mikroorganisme tanah melalui penggunaan pupuk organik.
  •     Meminimalkan pengolahan tanah yang mengganggu aktivitas biota tanah. Menjaga tanah selalu tertutup dengan mulsa organik.
  •     Menghindari pengolahan tanah yang berlebihan pada tanah yang miring untuk mencegah erosi.
  •       Menggunakan tanaman dalam strip dan tumpang sari.
  •       Menghindari penggembalaan yang berlebihan.
  •     Tidak menggunakan bahan kimia sintetis yang meracuni mikro-organisme tanah dan merusak struktur tanah.
b.   Penghematan energi


Hasil studi menunjukkan bahwa sistem produksi organik hanya menggunakan 50%–80% energi minyak untuk menghasilkan setiap unit pangan dibandingkan dengan sistem produksi pertanian konvensional. Namun demikian, ini tidak berlaku untuk semua sistem produksi sayuran dan buah-buahan.



c.   Kualitas Air


Penjagaan kualitas air merupakan upaya yang sangat penting dalam sistem pertanian lestari (sustainable agriculture system). Kenyataan menunjukkan bahwa polusi air tanah (groundwater) dan air muka tanah (surface water) oleh nitrat dan fosfat menjadi hal yang umum terjadi di kawasan pertanian. Residu pupuk dan pestisida sintetis serta bakteri penyebab penyakit seperti Escherichia Coli juga seringkali terdeteksi di sistem perairan.

Pada areal pertanian organik, sumber air dijaga dengan menghindari praktek-praktek pertanian yang menyebabkan erosi tanah dan pencucian nutrisi, pencemaran air akibat penggunaan bahan kimia. Kotoran hewan yang akan digunakan untuk pupuk organik selalu dikelola dengan hati-hati dan dikomposkan sebelum digunakan. Di samping itu, penggunaan pupuk kimia dan pestisida sintetis juga dilarang dalam sistem pertanian organik.



d.   Kualitas Udara


Pertanian organik terbukti mampu meminimalkan perubahan iklim global karena emisi gas rumah kaca (greenhouse gas emission) pada pertanian organik lebih rendah dibandingkan pertanian konvensional. Dalam pertanian organik tidak menggunakan pupuk nitrogen sintetis sehingga tidak ada emisi nitrogen oksida dari pupuk buatan tersebut.

Penggunaan minyak bumi juga lebih rendah sehingga menurunkan emisi gas karbon dioksida. Lebih penting lagi, pertanian organik menyediakan penampungan (sink) untuk karbon dioksida melalui peningkatan kandungan bahan organik di tanah serta penutupan permukaan tanah dengan tanaman penutup tanah.



e.   Pengelolaan Limbah


Praktek pertanian organik mengurangi jumlah limbah melalui daur ulang limbah menjadi pupuk organik. Kotoran ternak, jerami dan limbah pertanian lainnya yang selama ini dianggap limbah, justru menjadi bahan yang mempunyai nilai sebagai sumber nutrisi dan bahan organik bagi pertanian organik.



f.    Keanekaragaman Hayati


Pertanian organik tidak hanya menghindari penggunaan pestisida sintetis, namun juga mampu menciptakan keanekaragaman hayati. Praktek seperti rotasi pertanaman, tumpang sari serta pe pengolahan tanah konservasi merupakan hal-hal yang mampu meningkatkan keanekaragaman hayati dengan menyediakan habitat yang sehat bagi banyak spesies mulai dari jamur mikroskopis hingga binatang besar.


Pertanian organik tidak menggunakan organisme hasil rekayasa genetika (Genetic Enggineering Organism) atau organisme transgenik (Genetically Modified Organism) serta produknya karena alasan keamanan lingkungan, kesehatan dan sosial. Produk-produk seperti ini tidak dibutuhkan karena mungkin menyebabkan resiko yang tidak dapat diterima pada integritas spesies.

PRODUK UNGGULAN

PUPUK MAGNESIUM PUSAKA ALAM

Apa yang anda harapkan dalam mengelola pertanian atau perkebunan selain mengharapkan hasil yang baik, melimpah dan berkualitas. Dalam harap...