Pertanian
organik adalah sistem pertanian yang holistik dan terpadu, yang mengoptimalkan
kesehatan dan produktivitas agro ekosistem secara alami, sehingga menghasilkan
pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan. Dalam
kesehariannya, pertanian organik dilakukan dengan cara, antara lain:
- Menghindari penggunaan benih/bibit hasil rekayasa genetika (GMO = genetically modified organisms).
- Menghindari penggunaan pestisida kimia sintetis dan pengendalian gulma, hama serta penyakit dilakukan dengan cara mekanis, biologis, dan rotasi tanaman.
- Menghindari penggunaan zat pengatur tumbuh (growth regulator) dan pupuk kimia sintetis. Kesuburan dan produktivitas tanah ditingkatkan dan dipelihara dengan menambahkan residu tanaman, pupuk kandang, dan batuan mineral alami, serta penanaman legum dan rotasi tanaman.
- Menghindari penggunaan hormon tumbuh dan bahan aditif sintetis dalam makanan ternak.
Manfaat
Pertanian Organik
Sejumlah
keuntungan yang dapat dipetik dari pengembangan pertanian organik adalah,
antara lain:
- Menghasilkan makanan yang cukup, aman dan bergizi sehingga meningkatkan kesehatan masyarakat, disamping itu, produk pertanian organik juga mempunyai kandungan vitamin C, kalium, dan beta karoten yang lebih tinggi.
- Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi petani, karena petani akan terhindar dari paparan (exposure) polusi yang diakibatkan oleh digunakannya bahan kimia sintetik dalam produksi pertanian.
- Meminimalkan semua bentuk polusi yang dihasilkan dari kegiatan pertanian. Karena pertanian organik: (1) Menghindari penggunaan bahan kimia sintetisdan (2) Memanfaatkan limbah kegiatan pertanian seperti kotoran ternak dan jerami sebagai pupuk kompos.
a. Kualitas
Tanah
Menjaga sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang baik merupakan hal yang penting dalam pertanian organik. Untuk itu dalam pertanian organik diutamakan cara pengelolaan tanah yang meminimalkan erosi, meningkatkan kandungan bahan organik tanah serta mendorong kuantitas dan diversitas biologi tanah. Dalam pertanian organik peningkatan kesuburan tanah dilakukan tanpa menggunakan pupuk kimia sintetis dan sebagai gantinya digunakan teknik - teknik sebagai berikut :
Menjaga sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang baik merupakan hal yang penting dalam pertanian organik. Untuk itu dalam pertanian organik diutamakan cara pengelolaan tanah yang meminimalkan erosi, meningkatkan kandungan bahan organik tanah serta mendorong kuantitas dan diversitas biologi tanah. Dalam pertanian organik peningkatan kesuburan tanah dilakukan tanpa menggunakan pupuk kimia sintetis dan sebagai gantinya digunakan teknik - teknik sebagai berikut :
- Rotasi tanaman secara tepat, mixed cropping dan integrasi tanaman dengan ternak.
- Meningkatkan populasi mikroorganisme tanah melalui penggunaan pupuk organik.
- Meminimalkan pengolahan tanah yang mengganggu aktivitas biota tanah. Menjaga tanah selalu tertutup dengan mulsa organik.
- Menghindari pengolahan tanah yang berlebihan pada tanah yang miring untuk mencegah erosi.
- Menggunakan tanaman dalam strip dan tumpang sari.
- Menghindari penggembalaan yang berlebihan.
- Tidak menggunakan bahan kimia sintetis yang meracuni mikro-organisme tanah dan merusak struktur tanah.
b. Penghematan
energi
Hasil
studi menunjukkan bahwa sistem produksi organik hanya menggunakan 50%–80%
energi minyak untuk menghasilkan setiap unit pangan dibandingkan dengan sistem
produksi pertanian konvensional. Namun demikian, ini tidak berlaku untuk semua
sistem produksi sayuran dan buah-buahan.
c. Kualitas
Air
Penjagaan
kualitas air merupakan upaya yang sangat penting dalam sistem pertanian lestari
(sustainable agriculture system). Kenyataan menunjukkan bahwa polusi air tanah
(groundwater) dan air muka tanah (surface water) oleh nitrat dan fosfat menjadi
hal yang umum terjadi di kawasan pertanian. Residu pupuk dan pestisida sintetis
serta bakteri penyebab penyakit seperti Escherichia Coli juga seringkali
terdeteksi di sistem perairan.
Pada
areal pertanian organik, sumber air dijaga dengan menghindari praktek-praktek
pertanian yang menyebabkan erosi tanah dan pencucian nutrisi, pencemaran air
akibat penggunaan bahan kimia. Kotoran hewan yang akan digunakan untuk pupuk
organik selalu dikelola dengan hati-hati dan dikomposkan sebelum digunakan. Di
samping itu, penggunaan pupuk kimia dan pestisida sintetis juga dilarang dalam
sistem pertanian organik.
d. Kualitas
Udara
Pertanian
organik terbukti mampu meminimalkan perubahan iklim global karena emisi gas
rumah kaca (greenhouse gas emission) pada pertanian organik lebih rendah
dibandingkan pertanian konvensional. Dalam pertanian organik tidak menggunakan
pupuk nitrogen sintetis sehingga tidak ada emisi nitrogen oksida dari pupuk
buatan tersebut.
Penggunaan
minyak bumi juga lebih rendah sehingga menurunkan emisi gas karbon dioksida.
Lebih penting lagi, pertanian organik menyediakan penampungan (sink) untuk
karbon dioksida melalui peningkatan kandungan bahan organik di tanah serta
penutupan permukaan tanah dengan tanaman penutup tanah.
e. Pengelolaan
Limbah
Praktek
pertanian organik mengurangi jumlah limbah melalui daur ulang limbah menjadi
pupuk organik. Kotoran ternak, jerami dan limbah pertanian lainnya yang selama
ini dianggap limbah, justru menjadi bahan yang mempunyai nilai sebagai sumber
nutrisi dan bahan organik bagi pertanian organik.
f. Keanekaragaman
Hayati
Pertanian
organik tidak hanya menghindari penggunaan pestisida sintetis, namun juga mampu
menciptakan keanekaragaman hayati. Praktek seperti rotasi pertanaman, tumpang
sari serta pe pengolahan tanah konservasi merupakan hal-hal yang mampu
meningkatkan keanekaragaman hayati dengan menyediakan habitat yang sehat bagi
banyak spesies mulai dari jamur mikroskopis hingga binatang besar.
Pertanian organik tidak
menggunakan organisme hasil rekayasa genetika (Genetic Enggineering Organism)
atau organisme transgenik (Genetically Modified Organism) serta produknya
karena alasan keamanan lingkungan, kesehatan dan sosial. Produk-produk seperti
ini tidak dibutuhkan karena mungkin menyebabkan resiko yang tidak dapat
diterima pada integritas spesies.