Saturday, November 10, 2018

PUPUK MAGNESIUM PUSAKA ALAM

Apa yang anda harapkan dalam mengelola pertanian atau perkebunan selain mengharapkan hasil yang baik, melimpah dan berkualitas. Dalam harapan pencapaian tersebut tentunya lepas dari peran bibit unggul dan pupuk berkualitas serta cara pengolahan lahan tepat dan benar.

Dalam pemilihan pupuk berkualitas banyak yang menawarkan beragam macam, model dan merek baik pupuk an-organik maupun pupuk organik dengan berbagai macam cara promosi agar barang laku terjual tanpa memperdulikan efek yang timbul di kemudian hari pada lahan olahan produksi.

Kami CV Pusaka Alam memproduksi pupuk dengan manfaat lebih untuk kebaikan tanpa ada efek dalam penggunaan produk untuk jangka pendek maupun jangka panjang karena bersifat alami.

Pelajari dan temukan kami untuk informasi lebih lanjut agar tidak salah pilih dalam pembelian pupuk Magnesium dengan manfaat terhadap tanaman dan tanah antara lain :
  1. Merangsang perakaran tumbuhan dan meningkatkan Klorofil daun dengan sempurna.
  2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.
  3. Meningkatkan kadar minyak pada buah sawit dan lainnya.
  4. Menetralkan pH tanah dan memperbaiki struktur tanah akibat pemberian pupuk kimia.
  5. Ketersediaan kandungan hara, phosfor dalam tanah.
  6. Dapat mengurangi (menetralisir) racun akibat kandungan Al dan Fe dalam tanah yang tinggi.
  7. Meningkatkan kadar MgO di dalam tanah dan daun tanaman.

Magnesium (Mg) juga memegang peranan penting dalam transportasi Phosphat pada tanaman. Gejala tanaman yang kekurangan magnesium adalah :

  1. Daun mengalami korosif, menguning dan bercak kecokelatan hingga akhirnya rontok.
  2. Pada tanaman biji akan menghasilkan biji yang lemah.



Gambar Label dan Kemasan






Thursday, November 8, 2018

Agar Kakao Berbuah Lebat

Kakao (Theobroma cacao) adalah sumber pendapatan utama keluarga pedesaan dan memainkan peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan serta memperbaiki kualitas hidup di berbagai negara tropis. Perbaikan pengelolaan tanaman kakao dewasa dapat menghasilkan produksi yang berkelanjutan dalam jumlah yang cukup banyak, tapi biji kakao kering yang dihasilkan masih sangat minim. Untuk mengatasi masalah tersebut, Pusat Penelitian Pertanian Internasional Australia (ACIAR) bekerjasama dengan Lembaga Kelapa Kakao, Papua Nugini.
ACIAR didirikan sejak Juni 1982 dan tugas utamanya adalah membantu mengidentifikasi masalah-masalah pertanian di negara-negara berkembang. Panduan pelatihan tentang Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu (PHPT) untuk produksi kakao berkelanjutan tersebut disusun oleh Dr. John Konam dan Yak Namaliu dari Divisi Penyakit Tumbuhan (Lembaga Kelapa Kakao, Papua Nugini) serta Dr. Rosalie Daniel dan Professor David Guest (Universitas Sydney, Australia). Pendekatan pengelolaan baru dilakukan berdasarkan kegiatan budidaya agronomis yang sehat dan strategi PHPT.
Penelitian ini bertujuan membantu petani mengoptimalkan produksi kakaonya. Penelitian ini dikembangkan karena petani memiliki prioritas dan kemampuan akses yang berbeda dalam memanfaatkan sumberdaya. Perbedaan tersebut perlu didukung dengan panduan yang membantu petani dalam memilih tingkat pengelolaan yang paling sesuai pada kondisi tertentu. Hal ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan pengetahuan dan produksi kakao.
Sebagai tanaman yang berasal dari hutan hujan tropis di Amerika Selatan, kakao berbunga berdasarkan perubahan iklim. Pembungaan tergantung pada perubahan iklim. Kakao hibrida mulai berbunga sekitar 30 bulan setelah ditanam, sedangkan kakao klonal hanya 15-24 bulan. Produksi puncak tercapai pada saat pohon berumur 4-5 tahun dan dapat bertahan selama 20 tahun atau lebih jika pengelolaannya baik. Pada akhir musim hujan (Maret) tanaman memproduksi tunas daun baru (flush) dan segera sesudahnya (April-Juli) terbentuklah bunga. Bunga yang sudah terserbuki akan berkembang menjadi buah dewasa setelah 5-6 bulan. Panen utama berlangsung selama bulan Oktober-Januari, 60% panen dalam setahun dihasilkan pada periode ini. Pertumbuhan flush kedua (daun diikuti oleh bunga) terjadi pada saat awal musim hujan (November) dan hasil periode pertengahan dipanen antara April-Juli.
PHPT (pemangkasan kakao, kegiatan sanitasi, pengelolaan gulma, pemupukan dan pengelolaan tanaman penaung) sebaiknya dilakukan 3 bulan sebelum masa pembungaan (utama dan pertengahan musim). Kegiatan ini dilakukan untuk lebih memacu pembungaan dan perkembangan buah daripada pertumbuhan vegetatif. Selain itu, buah yang sakit sebaiknya disingkirkan setiap melakukan panen mingguan.

Hama dan Penyakit Tanaman Cabe

Tanaman/buah cabe atau kita sebut cabe saja, ternyata meskipun rasanya pedas tapi tidak menyebabkan hama dan penyakit mengurungkan niatnya untuk menyerang. Beberapa dari serangan penyakit bahkan dapat menyebabkan akibat yang sangat dan sangat merugikan. Materi tulisan ini berasal dari beberapa sumber, diolah dan ditambah seperlunya dengan harapan menambah pengenalan kita terhadap musuh tanaman cabe. 
Hama

1. Hama Ulat

a. Ulat Grayak (Spodoptera litura)

Hama ulat begitu populer di kalangan para petani. Popularitas ulat ini tidak perlu diragukan lagi dan menjadi musuh sejak dulu, tidak terkecuali terhadap tanaman cabe. Ulat yang biasanya sering menyarang tanaman cabe diantaranya adalah ulat grayak (Spodoptera litura). Ulat jenis ini dapat 
daundimakanulat
memakan daun sampai bolong-bolong sehingga kemampuan fotosintesis tanaman terganggu. Pada serangan yang massif ulat grayak ini sampai memakan habis seluruh daun dan hanya menyisakan tulang-tulang daun…. Serangannya mirip ikan Piranha kalau kita bandingkan…

b. Ulat jenis Helicoverpa sp dan Spodoptera exiqua

Serangan ulat jenis ini menyebabkan lubang pada buah cabe, baik cabe yang masih hijau maupun pada cabe yang sudah merah.

c. Pola serangan

Pada umumnya serangan ulat terjadi di malam hari atau saat sinar matahari teduh, misalnya menjelang sore hari. Menurut informasi, ternyata si ulat tidak nyaman menyantap daun atau cabe di bawah terik matahari…Pada siang hari yang terik , mereka bersembunyi di bawah ketiak daun, pangkal tanaman atau dibalik mulsa, sehingga mereka nyaman dan aman dari sengatan sinar matahari dan selamat dari penyemprotan bila dilakukan penyemprotan.  Pintar juga nih ulat..

d. Pengendalian

Pengendalian dilakukan berdasarkan karakter dan kebiasaan ulat. Ada dua cara yang dapat kita tempuh :
  • Pada malam hari, pada saat ulat keluar dari persembunyiannya, ulat bisa diambil secara langsung dari tanaman cabe  dan dimusnahkan
  • Penyemprotan dengan insektisida.  Gunakan insektisida organik seperti PHEFOC untuk menyemprotnya. Dosis 6 tutup botol PHEFOC untuk 14 liter air (kapasitas tanki semprot). Lakukan penyemprotan pada malam hari agar effektif disaat ulat keluar dari persembunyiannya

2. Hama Lalat Buah

lalat buah
Serangan hama ini dapat menyebabkan buah menjadi rontok dan dapat menyebabkan kita gagal panen. Dan bisa membuyarkan segala impian kita…gawat.

a. Pola Serangan

Hama Lalat buah (Bactrocera dorsalis, B. cucurbitae, B. carambolae) ini dapat bersumber dari buah yang terinfeksi, adanya kepompong di dalam tanah, dari tanaman inang seperti mentimun, belimbing, maupun berasal dari tanaman cabe berdekatan yang sudah terserang
Penyebaran dan penularan sangat mudah terjadi karena lalat merupakan salah satu jenis insect(serangga) yang aktif terbang apalagi pada saat terjadinya peralihan musim.
Serangan biasanya terjadi setelah agak siang, yaitu setelah tanaman kering dari embun pagi.

b. Pengendalian

Beberapa pengendalian dapat kita lakukan :
  • Buah cabe yang sudah rontok atau akan rontok (sudah terserang) dipungut dan dimusnahkan dengan dibakar.  Hal ini dilakukan untuk mencegah dan memutus rantai penularan.  Dalam cabe yang sudah terserang akan banyak mengandung pupa lalat yang nantinya akan memperparah serangan.  Hindari pula menanam cabe terlalu berdekatan dengan tanaman buah misalnya mangga atau belimbing karena tanaman buah juga menjadi target serangan lalat.
  • Perangkap lalat dapat dicoba digunakan, ini dapat anda beli di toko pertanian. Lalat dirangsang untuk memasuki jebakan.  Apabila serangan mulai parah, lakukan penyemprotan menggunakan PHEFOC, disemprot pagi hari sebelum embun di daun mengering.

3. Hama Kutu Daun

Serangan kutu daun (biasanya dari jenis Aphis gossypii dan Myzuspersicae) mirip  vampire, mereka akan menghisap cairan dalam daun sampai habis.  Akibatnya daun mengering dan keriting

a. Pola Serangan

Kutu Daun
Selain menghisap cairan dalam daun, hama ini doyan sekali membawa penyakit lain.  Kutu daun akan membawa penyakit lain (sebagai vektor) seperti virus dan mengeluarkan cairan berwarna kuning kehijauan yang mengundang datangnya semut dan jamur hingga menimbulkan lapisan hitam seperti jelaga di permukaan daun.

b.  Pengendalian
  • Secara teknis, petik dan musnahkan daun-daun yang sudah terserang.  Hindari menanam cabe yang berdekatan dengan tanaman semangka, melon dan kacang panjang. Perhatikan juga kebersihan kebun.  Penggunaan mulsa perak juga cukup effektif untuk mengendalikan hama ini.
  • Lakukan penyemprotan menggunakan PHEFOC di sore hari agar effektif.

4.  Hama Tungau

Serangan tungau kuning (Polyphagustarsonemus), atau tungau merah (Tetranycus sp) akan
Tungau
menyebabkan daun keriting melinting ke bawah seperti bentuk sendok terbalik.  Daun akan kaku dan tebal, pertumbuhan pucuk menjadi terhambat, daun perlahan akan berubah warna menjadi coklat dan akhirnya mati.

a. Pola Serangan dan Penyebaran
Serangan banyak terjadi padamusim kering, di area ternaungi. Nah ini yang perlu diwaspadai, populasi akan meningkat jika kita terlalu banyak menggunakan pestisida atau pupuk daun kimia buatan yang banyak mengandung belerang (sulfur). Penyebaran dapat terjadi melalui tangan para pekerja atau terbawa angin.
b. Pengendalian
Secara teknis lakukan pencabutan tanaman cabe yang sudah terserang parah sedangkan yang belum parah dipotong pucuk-pucuknya. Sisa tanaman yang terserang dibakar agar tidak
tungau1
menjangkiti yang lain. Untuk mencegahnya, usahakan areal penanaman cabe tidak berdekatan dengan tanaman singkong. Menjaga kebersihan kebun ternyata effektif mengurangi serangan tungau….bersih pangkal sehat juga berlaku di sini.

Pada serangan hebat, penyemprotan dengan insektisida kurang effektif, namun cukup effektif dengan menggunakan racun tungau tapi berbahaya.  Pengendalian yang disarankan adalah sanitasi yang baik.

5. Hama Thrips atau Trips

Thrips
Ciri-ciri dari tanaman cabe yang terserang trips pada daunnya akan terlihat garis-garis keperakan, terdapat bercak-bercak kuning hingga kecoklatan dan pertumbuhannya kerdil. Bila dibiarkan daun akan kering dan mati. Serangan trips biasanya menghebat pada musim kemarau. Hama ini juga berperan sebagai pembawa virus dan mudah sekali menyebar.

Pengendalian secara  teknis bisa dengan memanfaatkan predator alami hama ini, seperti kumbang dan kepik. Pemakaian mulsa dan menjaga kebersihan kebun (ingat,..bersih pangkal sehat ya) effektif menekan perkembangannya. Selain itu, rotasi tanaman membantu mengendalikan hama jenis ini. Penyemprotan dilakukan bila serangan meluas. Gunakan PHEFOC dan lakukan penyemprotan pada sore hari.

Tanaman Nilam

MENGENAL BEBERAPA PENYAKIT TANAMAN NILAM DAN CARA MENGATASINYA

Sebagai tanaman industri penghasil minyak asiri, tanaman nilam juga tidak lepas dari serangan hama dan penyakit. Banyak jenis penyakit yang sering menyerang areal pertanaman nilam, tetapi ada dua yang tergolong paling merusak, yaitu layu bakteri dan budok.
tanaman nilam pdf, harga tanaman nilam, manfaat tanaman nilam, budidaya tanaman nilam, fungsi tanaman nilam, artikel tanaman nilam, jual nilam, minyak nilam
Perkebunan (Budidaya) Tanaman nilam
gambar : directrss.co.il
Kedua penyakit ini menimbulkan kerugian besar bagi petani nilam khususnya di sentra nilam terbesar – Aceh. Penyebarannya sangat cepat meluas, sehingga dapat menghancurkan areal pertanaman nilam di Aceh. Menurut Ir. Ariful Asman, MD., peneliti bidang penyakit pada Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) Bogor, luas serangan penyakit layu bakteri dapat mencapai 75-80%, sedangkan penyakit budok 60-75%.
Kedua penyakit inilah yang telah menyebabkan sistem perladangan nilam di Aceh menjadi berpindah-pindah semakin ke pedalaman dan jauh dari pemukiman. Akibatnya, petani makin mengalami kesulitan memelihara tanamannya dengan baik. “Pemupukan tanaman misalnya, saat ini semakin jarang dilakukan, karena untuk melakukannya petani harus mengeluarkan ongkos angkut pupuk dari rumah ke lokasi kebunnya,” jelas Ariful memberi contoh.
Selain kedua penyakit itu, sebenarnya masih ada penyakit lain yang sering menyerang. Tetapi karena tidak terlalu merugikan diabaikan oleh para petani. Penyakit tersebut adalah penyakit akar putih yang disebabkan oleh jamur akar putih, dan penyakit-penyakit bercak daun oleh jamur.
1. Layu Bakteri
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Tanaman yang terserang biasanya akan layu dan akhirnya mati. Proses serangannya sangat cepat, umumnya hanya 2-5 hari sesudah serangan tanaman akan mati total. Penyakit seperti ini oleh petani Aceh disebut penyakit mati bujang.
Serangan layu dimulai dari pucuk tanaman, kemudian menyebar ke seluruh tanaman. Umumnya gejala layu baru tampak setelah sebagian besar jaringan batang dan akarnya membusuk. Kulit akar sekunder mengelupas, dan akan serabut banyak yang busuk. Bila batang dipotong melintang akan terlihat torehan-torehan memanjang berwarna cokelat sampai hitam sepanjang jaringan kayu dan kambium. Kadang-kadang kulit luarnya pun menghitam pula. Bila sayatan diperas atau direndam dalam air jernih steril, ooze dari bakteri akan keluar seperti lendir.
Penyakit ini sudah lebih dari 25 tahun mengganggu tanaman nilam di Aceh, termasuk pertanaman di hutan-hutan. Menurut Ariful, ‘lingkaran setan’ ini kemungkinan terjadi akibat cara bercocok tanam petani yang masih tradisional. Asal bibit yang digunakan tidak menentu, dan umumnya setek tanaman langsung ditanam di lahan tanpa melalui persemaian, sehingga petani tidak menyeleksi bibit tanaman yang digunakan. Disamping itu, lahan kebun petani biasanya sudah mengandung bakteri, sebab selain menanam nilam, petani juga pernah menanam tanaman lain seperti kacang tanah yang diserang bakeri.
Penularan bakteri ini juga kemungkinan besar melalui gigitan serangga, mengingat mekanisme penularan bakteri biasanya melalui pelukaan atau penyuntikan ke dalam jaringan. Selain serangga, nematoda pun bisa menjadi inang penular yang melukai akan seperti Meloidogyne sp., Xiphinema sp., Patylenchus brachyuros.
Perlu diwaspadai juga adanya tumbuhan inang yang dapat menyebabkan bakteri menyerang kebun nilam tanpa selang waktu. Oleh karena itu perlu dilakukan pemutusan siklus hidup bakteri, dengan membuat periode tanpa tumbuhan inang. Tumbuhan inang yang cukup penting adalah kacang tanah, terong, jahe, dan tomat.
Penggunaan antibiotik Agrept dan Agrymicilin dapat mengatasi serangan. Tetapi lebih baik serangan lebih lanjut dicegah dengan cara mencabut semua tanaman yang sudah layu bersama akar-akarnya, kemudian dibakar di luar kebun.

Mengenal Penyakit Eksotis Di Perkebunan Sawit


Pelaku sawit di  Indonesia perlu mengenal dua jenis penyakit eksotis yang ditemukan di perkebunan sawit di luar negeri. Beruntung, penyakit ini belum ditemukan di Indonesia sehingga belum terlalu mengkhawatirkan kalangan planters. 


Kendati demikian, tidak ada salahnya kalau kita mengenal jenis dan ciri-ciri penyakit eksotis tersebut. Berikut ini kami tampilkan dua jenis penyakit eksotis yaitu:  

1.   Penyakit kelapa sawit oleh Phytoplasma 

Penyakit Lethal wilt. Lethal wilt merupakan penyakit baru yang menyerang tanaman kelapa sawit di Kolombia bagian timur dengan gejala penyakit yang berbeda dari gejala penyakit yang pernah ada di Amerika selatan. Penyakit ini dilaporkan pertama kali pada tahun 1999 meskipun bukti-bukti awal munculnya penyakit ini telah terdeteksi pada tahun 1994. Untuk menghindari meluasnya penyakit ini, areal pertanaman kelapa sawit seluas 400 ha telah dieradikasi. Tanaman yang terinfeksi menunjukkan gejala yang komplek dimana pada daun-daun muda terjadi klorosis, sedangkan daun-daun bagian tengah dan bawah mengering dengan cepat serta terjadi pembusukan pada tandan buah dan akar (Acosta et al., 2001). Perkembangan penyakit ini sangat cepat dimana tanaman akan mati dalam waktu 3-6 bulan setelah gejala awal tampak. Cenipalma (Pusat Penelitian Palma, Kolombia) telah meneliti penyebab penyakit ini dan mengarah pada dua kemungkinan penyebab penyakit yaitu bakteri pembusuk akar dan Phytoplasma-like organism. Peneliti lain, Alvarez dan Claroz (2004) telah berhasil mengisolasi penyebab penyakit ini dan menyimpulkan bahwa penyebab penyakit ini adalah Phytoplasma yang diklasifikasikan dalam 16 SrI grup aster yellows dimana hasil sekuensing partial dari bagian ribosomal 16Sr Phytoplasma tersebut telah didepositkan di NCBI (GenBank) dengan Accession Number AY739023 dan AY739024.
Penyakit Kerala wilt. Di India, penyakit ini merupakan penyakit endemik pada tanaman kelapa di propinsi Kerala. Penyebab penyakit Kerala wilt adalah Phytoplasma dimana penyakit ini telah ditularkan dan menyerang tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan di Kerala melalui vektor serangga Proutista moesta (Homoptera:Derbidae) dan Stephanitis typica (Heteroptera:Tingidae). Gejala awal terlihat pada daun termuda yang mengalami klorosis kemudian diikuti nekrosis pada daun muda tadi, janur yang muncul membusuk dan ukuran daun lebih kecil dari normal, selain itu munculnya pembungaan tertahan sehingga produktivitas turun secara drastis. Penyakit ini di propinsi Kelara telah mematikan sebanyak 15.000 tanaman kelapa sawit dan hingga saat ini tanaman yang terinfeksi penyakit ini tidak dapat diselamatkan (Rethinam, 2000). Untuk menghindari penyebaran penyakit ini lebih lanjut ke daerah lain di India telah dikeluarkan peraturan untuk melarang membawa keluar tanaman palma dari propinsi Kerala. Selain menyerang tanaman kelapa sawit, penyakit kerala wilt terbukti juga menyerang tanaman pinang.
Penyakit Kalimantan wilt. Pada tahun 1933, Muller telah melaporkan terjadinya ledakan penyakit layu pada tanaman kelapa di Kalimantan barat dekat Pontianak dimana pada waktu itu penyakit layu (wilt) tersebut telah mematikan sebanyak 30.000 tanaman kelapa. Gejala serupa juga dilaporkan terjadi di Kalimantan Tengah di daerah Samuda dan Sampit, di antara ketiga daerah tersebut, penyebab penyakit layu pada kelapa yang telah diidentifikasi sebagai Phytoplasma adalah yang berasal dari daerah Samuda dimana Phytoplasma penyebab penyakit layu tersebut diklasifikasikan dalam 16 SrXI dalam grup rice yellow dwarf (Jones and Warokka, 2004). Hingga kini penyakit ini belum dilaporkan dapat menyerang tanaman kelapa sawit, tetapi tidak tertutup kemungkinan penyakit ini akan pindah ke tanaman sawit. Untuk itu, para pekebun kelapa sawit yang berdekatan dengan ketiga daerah tersebut agar memonitor ada tidaknya gejala penyakit yang tidak umum pada tanaman kelapa sawit, hal ini untuk mengantisipasi pada kasus penyakit Kerala wilt yang dapat menyerang tanaman sawit.
Potensi resiko. Kelapa sawit sebagai tanaman ”tamu” yang dibudidayakan di habitat baru, dalam proses adaptasinya di daerah baru,  kelapa sawit kerapkali mendapat serangan penyakit ”lokal” yang berasal dari tanaman palma terutama tanaman kelapa. Salah satu jenis penyakit kelapa oleh Phytoplasma yang telah diteliti secara intensif adalah lethal yellowing (LY) yang terdapat di Amerika Tengah dimana penyakit kelapa ini terbukti dapat juga menyerang berbagai jenis palma lain sebanyak 35 spesies palma (Harrison et al., 1999). Penelitian lebih lanjut membuktikan bahwa phytoplasma penyebab penyakit LY ini telah ditemukan pada jaringan embrionik benih kelapa (Cordova et al., 2003). Mengingat luasnya kisaran inang penyakit LY, tidak tertutup kemungkinan tanaman kelapa sawit juga dapat tertular penyakit LY ini.

Abu Bakaran, Pupuk Alternatif Kakao


Penggunaan abu bakaran dari sisa pengolahan kakao ternyata bisa meningkatkan kandungan K di dalam tanah. Sehingga cocok diaplikasikan pada perkebunan kakao.
Kalium adalah salah satu unsur hara penting bagi tanaman kakao yang penting bagi pertumbuhan tanaman. Sumber K pada pertanaman umumnya berasal dari penggunaan pupuk seperti KCl, ZK dsb. Hanya dengan semakin mahalnya harga pupuk sehingga petani membutuhkan alternatif penyediaan unsur ini.
Salah satu sumber penyediaan K yang bisa disediakan dengan mudah oleh petani adalah dari abu bakaran sisa pengolahan kakao. Hasil penelitiannya dua penelitian asal Puslitkoka Jember, John Bako dan Sugiyono, membuktikan jika penggunaan abu bakar cukup efektif meningkatkan K dalam tanah.
Penggunaan aplikasi abu bakar (K2O) sebanyak 400 mg dapat menghasilkan 2,552 cmol K2O/kg tanah. Sebandingkan dengan pemberian KCl yang bisa menghasilkan 2,804 cmol K2O/kg tanah.
Selain itu, pemberian abu sisa bakaran dapat meningkatkan kandungan Ca dan P dalam tanah, sedangkan KCl tidak meningkatkan kandungan Ca. Sehingga dapat berfungsi juga untuk meningkatkan PH tanah dan juga menambah ketersediaan unsur hara lainnya.
Oleh sebab itu penelitian tersebut menyimpulkan jika abu bakaran bisa digunakan sebagai alternatif K. Untuk memperoleh kandungan K tanah yang sama, maka jumlah K2O yang perlu diberikan ke dalam tanah dalam bentuk pupuk abu adalah 1,44 kali dibandingkan jumlah K2O yang berasal dari KCl.
Sumber : Media Perkebunan

Tanaman Kentang

Cara Menanam Kentang di Dalam Polybag
budidaya kentang granola, budidaya kentang pdf, budidaya kentang dataran rendah, budidaya kentang organik, budidaya kentang atlantik, makalah budidaya kentang, budidaya kentang di dataran rendah, budidaya wortel
Kentang dalam polybag
gambar : smartpots.com
Halaman atau lahan sempit bukan halangan untuk menanam kentang. Dengan menggunakan polybag atau tong kayu juga karung dapat dihasilkan kentang yang tidak kalah banyak dan bagusnya dibandingkan dengan ditanam di kebun-kebun.
Menanam kentang umumnya memang dilakukan di kebun atau di ladang. Tetapi bila ingin juga menanam kentang dalam skala kecil untuk dikonsumsi sendiri atau hanya sebagai hiasan, tak perlu bingung lagi. Sebab dengan menggunakan polybag atau tong kayu kita bisa juga bertanam kentang dengan hasil yang tidak mengecewakan. Kelebihannya mungkin lebih praktis dan murah serta tidak tergantung musim. Syaratnya penanaman harus dilakukan di dataran tinggi (di atas 700 m dpl). Di dataran rendah kentang tidak dapat tumbuh dengan baik atau tidak dapat menghasilkan umbi dengan baik.
1. Persiapan Tanam
budidaya kentang granola, budidaya kentang pdf, budidaya kentang dataran rendah, budidaya kentang organik, budidaya kentang atlantik, makalah budidaya kentang, budidaya kentang di dataran rendah
Tas atau kantung bekas juga dapat berguna menanam kentang
gambar : thompson-morgan.com
Yang harus kita persiapkan adalah polybag berukuran 50 x 80 cm. Banyaknya tergantung jumlah kentang yang akan kita tanam. Kemudian bibit kentang yang hendak kita tanam yang telah bertunas. Selanjutnya tentu saja media tanam berupa tanah humus atau tanah kebun yang telah dicampur kompos. Banyak media di sesuaikan dengan jumlah pot, karung atau polybag yang hendak kita isi.
Kemudian bagian atas kantung plastik hitam dilipat keluar dengan rapi. Bagian bawah di sekeliling kantong dibuat lubang 3 – 4 buah untuk masing-masing sisi, untuk saluran drainase. Walaupun kentang untuk pertumbuhannya memerlukan tanah dengan kelembapan tinggi tetapi dia takut pada media becek. Bila itu terjadi umbi kentang akan mengalami pembusukan.

PRODUK UNGGULAN

PUPUK MAGNESIUM PUSAKA ALAM

Apa yang anda harapkan dalam mengelola pertanian atau perkebunan selain mengharapkan hasil yang baik, melimpah dan berkualitas. Dalam harap...