Saturday, March 23, 2019

Magnesit dan Kegunaannya

Magnesium merupakan logam yang teringan, dengan berat jenisnya 1,74, cukup kuat dan dalam bentuk alloy, tahan terhadap korosi di udara tetapi tidak tahan terhadap air laut, serta mudah terbakar. Jumlah mineral yang mengandung magnesium tercatat sebanyak 244 buah. Magnesit dapat ditemukan dalam mineral sekunder dan biasanya berasosiasi dengan batuan sedimen atau batuan metamorfik, berasal dari endapan marin, kecuali brukit. Magnesit ditemukan didalam batuan serpentin. Mineral-mineral lain yang sering ditemukan bersama magnesium adalah talk, limonit, opal, dan kalsit. Magnesit umumnya jarang ditemukan dalam bentuk mineral, tetapi secara utuh terdapat pada larutan padat siderit (FeCO3) bersama-sama Mn dan Ca yang dapat menggantikan unsur Mg. Magenesit sering digunakan untuk bahan refraktori, industri semen sorel, bahan isolasi, pertanian, peternakan, industri karet, dll. Mineral magnesit keterdapatannya berasosiasi dengan batuan ubahan, sehingga cadangan magnesit akan mengikuti pola cadangan bahan ubahan tersebut. Batuan atau mineral yang mengandung mangnesit adalah dolomit (Ca Mg(CO3)2, magnesit zedin (Mg CO3), epsonil (Mg So4) 7 H2O, dan brukit (Mg (OH) 2. Batuan dan mineral tersebut dapat ditemukan di DI. Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah , Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Maluku, Irian Jaya.

Penyakit Busuk Pucuk Kelapa Sawit

Serangan penyakit pucuk busuk (bud rot) haruslah diwaspadai pelaku sawit karena menyerang tanaman muda. Membuat pertumbuhan tanaman tidak sempurna.

Perusahaan perkebunan yang mengelola perkebunan sawit di Amerika Tengah dan Amerika Selatan dibuat cemas oleh serangan penyakit pucuk busuk , dikenal juga pucuk umbut atau bud rot. Pada 2012, penyakit ini muncul di daerah Amerika Selatan yang menyerang hampir 50 ribu hektare. Jauh sebelum itu, penyakit yang menyerang pucuk atau tunas bakal daun ini telah menyerang negara-negara di Amerika Tengah dan Amerika Selatan seperti Ekuador, Suriname, dan Kolombia pada awal 1990. Dalam buku Bertanam Kelapa karangan Djoehana Setyamidjaja, menyebutkan penyakit pucuk busuk juga menyerang tanaman kelapa sebagai akibat serangan jamur Phytophthora palmivora, Erwinia sp., Bacillus sp.,gangguan fisiologis dan diduga akibat sambaran petir. Gejala serangan dapat terlihat dari pembusukan di bagian pucuk atau tunas bakal daun yang masih muda sebelum tumbuh ke luar. Setelah itu, pembusukan ini menjalar ke bagian lain yang sekitarnya. Dampaknya, pelepah akan mati dan layu. Di daun yang belum tua akan berakibat pangkalnya terserang dan membusuk lalu menjadi menguning. Dalam tulisan Agung Winardi disebutkan pola penularan penyakit ini masih belum diketahui secara pasti, pada umumnya media penyebaran berasal dari spora jamur yang dibawa angin dan serangga khususnya kumbang. Sifat penyakit ini menyerang secara sporadis. Tanaman kelapa sawit yang berada di lahan basah mestilah waspada karena serangan lebih intens di daerah tersebut. Ada beberapa gejala penyakit bud rot antara lain janur berwarna pucat, condong dan akhirnya patah. Lalu sedikit demi sedikit daun bawah berwarna kuning suram, tidak mengkila dan menjadi coklat. Serangan paling mengkhawatirkan berada di titik tumbuh disini apabila batang dilubangi akan keluar cairan berwarna kuning yang berbau busuk. Jika hal ini terjadi, dampak yang dirasakan tanaman sawit adalah batang tanaman menjadi kerdil, kurang berisi dan tumbuh tidak normal Untuk pengendalian penyakit ini bisa dilakukan sejumlah opsi sebagaimana yang terdapat dalam beberapa referensi. Antara lain tanaman yang yang sudah terserang penyakit ini sebelum titik tumbuhnya busuk dapat dipotong seluruh jaringan yang sakit. Posisi jaringan ini berada agak di bawah bagian yang terinfeksi. Setelah itu dapat dioleskan fungisida sistemik binomil dengan dosis 5 gram per pohon. Cairan fungisida diberikan pada bagian yang telah dipotong untuk melindungi dari serangan mikroorganisme. Supaya hasil fungisida lebih optimal dapat ditambah dengan perekat perata AERO810, dosisnya 5 ml. Apabila gejala serangan sudah dirasakan cukup berat maka pohon harus segera dibongkar. Guna mencegah penyakit ini, pelaku sawit disarankan rajin menjaga kebersihan tanaman sehingga media pembawanya tidak menempel. Selain itu, kegiatan pengawasan secara berkala dan teliti merupakan tindakan yang baik sebelum tanaman benar-benar terserang penyakit ini. (Qayuum Amri)

sumber : www.sawitindonesia.com

PRODUK UNGGULAN

PUPUK MAGNESIUM PUSAKA ALAM

Apa yang anda harapkan dalam mengelola pertanian atau perkebunan selain mengharapkan hasil yang baik, melimpah dan berkualitas. Dalam harap...